Pengunjung Blog Mekanik Otomotif

Kamis, 24 November 2011

Fungsi dari

Poros Engkol => Berfungsi untuk mengubah gerak bolak-balik menjadi gerak putar.
Poros Nok => Berfungsi untuk menggerakkan katub hisap dan katub buang.
Distributor => Berfungsi untuk membagi arus menuju masing-masing busi.
Connecting road => Berfungsi untuk meneruskan gerakan torak naik ke poros engkol
Roda Gila => Berfungsi untuk meneruskan tenaga dari poros engkol ke kopling yang akan diteruskan ke transmisi

Prinsip Kerja Motor 2 langkah

Prinsip Kerja Motor 2 langkah

1. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA, Pintu saluran bilas dan buang tertutup oleh saluran piston dan terjadi pemampatan gas bensin di ruang bakar. dibawah piston pintu saluran masuk terbuka, gas bensin dari karburator masuk ke ruang engkol pada akhir kompresi terjadi pembakaran oleh percikan bunga api dari busi.
2. Torak bergerak turun, pintu saluran buang terbuka kemudian di susul leh saluran pembilas, gas-gas yang memuai segera keluar melalui saluran buang dan didesak oleh hemusan gas. Bensin dari saluran pemilas dalam waktu yang singkat ruang bakar telah ditinggalkan oleh gas-gas bekas dan diisi yang baru oleh gas/bensin dari ruang engkol.

Senin, 14 November 2011

Fluer Gauge

Fluer Gauge => Berfungsi untuk mengukur celah platina, ada 13 batang yaitu
1. 0.05 mm
2. 0,10 mm
3. 0,15 mm
4. 0,20 mm
5. 0,25 mm
6. 0,30 mm
7. 0,40 mm
8. 0,50 mm
9. 0,60 mm
10. 0,70 mm
11. 0,80 mm
12. 0,90 mm
13. 1,00 mm / 1 cm

Pengertian-pengertian

-Motor adalah suatu alat/pesawat yang dapat merubah energi kimia yang terdapat pada bahan bakar menjadi energi mekanis/gerak.
-Mesin adalah suatu alat/pesawat yang bisa mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
-Motor 2 langkah adalah suatu pesawat yang dapat menyelesaikan satu siklus kerja ditempuh dengan 2x langkah torak/piston atau 1x putaran poros engkol.
-Motor 4 langkah adalah suatu pesawat yang dapat menyelesaikan satu siklus kerja ditempuh dengan 4x langkah torak/piston atau 2x putaran poros engkol.
-Siklus Kerja adalah suatu peristiwa yang terjadi secara berurutan dan berulang-ulang.
-Kompresi adalah pemampatan/pemadatan bahan bakar dan udara di dalam silinder.
-Detonasi adalah pembakaran yang tidak tepat pada waktunya.
-Pembakaran adalah proses terbakarnya bahan bakar dan udara di dalam silinder.
-Pembakaran sempurna adalah dimana bahan bakar dan udara habis terbakar di dalam silinder.
-Pembakaran tidak sempurna adalah partikel-partikel bahan bakar dan udara tidak terbakar habis di dalam silinder.
-Nilai oktan adalah ketahanan bahan bakar terhadap terjadinya detonasi.
-Normal Heptan adalah bahan yang cenderung terjadi detonasi.
-ISO oktan adalah Bahan yang cenderung tidak terjadi detonasi.
-AFR(Air Fuel Ratio), Artinya perbandingan campuran bahan bakar dan tepat, 1 : 15 artinya 15Mg udara harus terbakar habis dalam 1Mg Bensin.
-Homogenitas bahan bakar adalah bahan bakar yang memiliki ikatan sejenis.
-IONniser adalah alat untuk mengronisasi bahan bakar.

PERBEDAAN MOTOR MESIN BENSIN DAN MESIN DIESEL

PERBEDAAN MOTOR MESIN BENSIN DAN MESIN DIESEL??


1. Langkah Hisap
a. Mesin bensin : Campuran udara dan bensin masuk ke ruang bakar.
b. Mesin diesel : Hanya udara yang masuk ke ruang bakar.

2. Langkah Kompresi
a. Mesin bensin : Piston mengkompresi bensi dan udara.
b. Mesin diesel : Piston yang mengkompresi udara untuk menaikkan tekanan dan temperaturnya.

3. Langkah Pembakaran
a. Mesin bensin : Campuran bensin-udara dibakar dengan percikan bunga api dari busi.
b. Mesin diesel : Bahan bakar diinjeksikan pada udara. yang bertekanan dan terbakar dengan sendirinya.

4. Langkah Pembuangan
a. Mesin bensin : Piston mendorong gas buang keluar dari silinder.
b. Mesin diesel : Piston mendorong gas buang keluar dari silinder.

5. Power Output Regulation
a. Mesin bensin : Dikontrol melalui jumlah bahan bakar yang tersedia.
b. Mesin diesel : Dikontrol melalui jumlah bahan bakar yang tersedia.

Kamis, 06 Oktober 2011

Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel dibanding Motor Bensin

Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel dibanding Motor Bensin

#Kelebihan#
1. Harga bahan bakar lebih murah
2. Bahaya kebakaran yang ditimbulkan oleh bahan bakar bisa dikatakan tidak ada. Karena titik nyala bahan bakarnya tinggi
3. Rendemen Termisnya tinggi karena perbandingan kompresinya tinggi
4. Gas buang tidak begitu berbahaya karena kadar CO nya rendah
5. Tidak memerlukan sistem pengapian dan karburator

#Kekurangan#
1. Harganya lebih mahal, karena harus dibuat lebih kuat & peralatan utamanya yaitu (Pompa penyemprot) Penyemprot membutuhkan pengerjaan yang teliti
2. Ongkos pemeliharaan lebih tinggi, karena (pompa penyemprot, ruang bakar, piston membutuhkan periode pembersihan yang lebih pendek)
3. Getaran mesin lebih kuat karena angka kompresi tinggi
4. Putarannya rendah, khususnya motor diesel besar, Karena bagian-bagian yang bergerak lebih berat

Ciri-ciri Motor 4tak, Diesel, dan Bensin

Ciri-ciri Motor 4tak
1. Satu silinder paling tidak ada dua katup. satu sebagai katup hisap, satu sebagai katup buang
2. 4kali langkah piston ada satu usaha & dua kali putaran poros engkol
3. Langkah isap/buang diselesaikan satu langkah torak/piston penuh

Ciri-ciri Motor Diesel
1. Memerlukan pompa tekanan tinggi
2. Membutuhkan pengabut/penyemprot/injeksi(injektor)/nozzle
3. Membutuhkan pompa udara atau Blower

Ciri-ciri Motor Bensin
1. Membutuhkan karburator untuk mencampur udara dan bensin
2. Memerlukan sistem pengapian (Aki, Busi, Oli, Koil, Platina)

Rabu, 05 Oktober 2011

Kelebihan dan Kekurangan Motor 2tak dibanding Motor 4tak

Kelebihan dan Kekurangan Motor 2tak dibanding Motor 4tak

#Kelebihan#
1. Daya yang dihasilkan lebih besar pada putaran dan ukuran yang sama
2. Konstruksinya lebih sederhana
3. Guncangannya lebih kecil
4. Bobot mesin untuk setiap satuan daya yang dihasilkan lebih kecil
#Kekurangan#
1. Tekanan rata-rata yang dihasilkan lebih rendah
2. Hanya cocok untuk putaran rendah, karena makin tinggi putaran makin jelek pembilasannya
3. Pengaturan campuran udara bahan bakar lebih sukar
4. Pemakaian bahan bakar lebih boros
5. Kurang cocok untuk melayani beban yang bertukar-tukar
6. Memerlukan alat pembilas
7. Memerlukan sistem pelumasan dan pendinginan yang lebih baik, karena langkah usaha setiap satu-satuan waktu ada 2x dibanding pada motor 4 langkah

Kelebihan dan Kekurangan Motor Torak Ganda dibanding Motor Torak Tunggal

Kelebihan dan Kekurangan Motor Torak Ganda dibanding Motor Torak Tunggal

#Kelebihan#
1. Tidak mempunyai tutup silinder
2. Kerangka motor tidak menderita beban tarik
3. Ruang bakar sangat baik karena selalu bersih
4. Pembilasan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, Meskipun mesin bekerja pada putarantinggi. Karena dibilas dalam arah memanjang
5. Getaran dan Guncangan kecil, karena gaya-gaya yang bekerja saling meniadakan
#Kekurangan#
1. Bangunan motor lebih tinggi bila sumbunya dibuat vertikal
2. Kualitas poros utama harus tinggi
3. Terlalu banyak komponen yang bergerak / berputar

Senin, 03 Oktober 2011

Motor Pembakar dalam jenis Compression Ignition

Motor Pembakar dalam jenis Compression Ignition
Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi udara pada tekanan tinggi. Pembakaran itu dapat terjadi karena udara dikompresi pada ruang dengan perbandingan kompresi jauh lebih besar dari pada motor bensin (7-12), yaitu antara 14-22. Akibatnya, udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar.
Sistem kerja motor diesel dapat dibedakan atas dua langkah dan empat langkah.
1. Motor Diesel Dua Langkah
Sama halnya dengan pada motor cetus nyala api, motor diesel dua langkah bekerja bila dua kali gerakan piston (satu kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja.
Dalam diesel, siklus dua langkah, kedua katup adalah katup buang. Saluran-saluran (lubang-lubang) pada dinding silinder yang terbuka dan tertutup oleh gerakan piston memungkinkan udara mengalir ke dalam silinder. Ketika piston berada dengan tekanan tinggi karena blower. Pada saat yang sama gas buang terbuka keluar melalui katup-katup buang yang terbuka pada bagian atas silinder.
Ketika piston naik, saluran-saluran masuk tertutup, katup-katup buang menutup dan udara dalam silinder tertekan. Bahan bakar di injeksikan ketika piston berada dekat titik mati atas dan terbakar oleh panas yang dihasilkan oleh penekan udara. Gas berekspansi menekan piston turun untuk menghasilkan tenaga.
Skema kerja mesin diesel 2tak

2. Motor Diesel Empat Langkah
Sama halnya dengan pada motor cetus nyala api, motor diesel empat langkah bekerja bila empat kali gerakan piston (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja.
Skema kerja mesin diesel 4tak
Langkah-langkah;
a. Langkah Pengisian
12derajat engkol sebelum torak mencapai TMA, katup masuk terbuka dan katup buang dalam keadaan tertutup. Torak bergerak dari TMA menuju TMB, sehingga di dalam silinder terjadi pembesaran volume dan pengecilan tekanan, yang menyebabkan udara murni masuk ke dalam silinder (udara murni ini masuk setelah melalui saringan udara), pengisian berakhir sampai torak mencapai TMB.
b. Langkah Kompresi
Katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutup, torak bergerak dari TMB menuju TMA, menyebabkan udara di dalam silinder volumenya mengecil dan tekanannyya naik (30-35 kg/cm2). Begitu juga temperature udara di dalam silinder tersebut, saat akhir kompresi, mencapai (500-1000)derajat C. Temperatur ini mampu untuk membakar bahan bakar.
c. Langkah Kerja
Katup masuk dan katup buang masih keadaan tertutup, saat torak hampir mencapai TMA, pada akhir langkah ke II, ketika temperatur udara sudah mencapai 500-1000derajat C, bahan bakar di semprotkan ke dalam silinder dengan pengabut (injector) sehingga bahan bakar terbakar. Tekanan hasil pembakaran ini sangat tinggi (300-500 kg/cm2). Menyebabkan torak bergerak dari TMA menuju TMB dengan tenaga yang kuat, Penyemprotan bahan bakar berlangsung 29derajat engkol sebelum torak mencapai TMA sampai mencapai 54derajat engkol sebelum torak mencapai TMB.
d. Langkah Pembuangan
Setelah langkah kerja selesai, yaitu 52derajat engkol sebelum torak mencapai TMB, Katup buang terbuka dan katup masuk dalam keadaan tertutup. Torak bergerak dari TMB menuju TMA, mendorong gas-gas bekas keluar melalui katup buang yang selanjutnya ke saluran buang (knalpot).

Senin, 26 September 2011

Gambar Teknik

1. Membagi garis menjadi dua sama panjang
-Buat garis AB sembarang
-Buat dua busur lingkaran berpusat di A dan B dengan jari-jari R senbarang
-Kedua busur ini berpusat di C dan D
-Tarik garis CD, maka AB terbagi 2 sama panjang
2. Membagi sebuah garis menjadi beberapa bagian sama panjang (yang misal 10 bagian)
-Buat garis AB sembarang
-Dari titik A buat garis bantu yang membentuk sudut (sembarang)
-Garis bantu tadi bagilah menjadi 10 bagian sama panjang dan jangka selalu di beri tanda 1-10
-Tarik garis dari angka 10 ke B
-Tarik garis dari angka 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, yang sejajar dengan garis 10B
-Maka garis AB terbagi menjadi 10 bagian sama panjang
3. Membagi sebuah sudut menjadi 2 sama besar
-Buat sudut BAC sembarang
-Buat busur lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R sembarang sehingga memotong AB di D & memotong AC di E
-Buat busur lingkaran di D & E dengan jari-jari sembarang, kedua busur ini berpotongan di F.
-Tarik garis AF maka sudut terbagi menjadi 2 sama besar
4. Memindahkan sudut
-Buat sudut BAC sembarang yang akan dipindah
-Buat garis A1, C1, di tempat lain
-Buat busur lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R sembarang, yang memotong AB di D & memotong AC di E
-Pindahkan busur tadi pada garis A1, C1 yang berpusat di A1 & memotong A1, C1 di E1
-Buat busur lingkaran berpusat di E dengan jari-jari EG
-Pindahkan busur ini dengan jari-jari ED dengan pusat E1, yang memotong buaur pertama di D1
-Tarik garis A1 D1, maka sudut sudah terbentuk
5. Membagi sudut menjadi 3 sama besar
-Gambar sudut BAC sembarang
-Perpanjang AC ke kiri
-Buat busur lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R sembarang. sehingga memotong AC di E & F, dan memotong AB di D
-Buat busur lingkaran berpusat di E & F dngan jari-jari 2x AE, ke2 busur ini berpotongan di G
-Tarik garis DG, sehingga memotong AB di H
-Bagilah garis HE menjadi 3 sama panjang, sehingga di dapat titik 1 dan 2
-Tarik garis G1 & G2 yang memotong busur lingkaran di I & J maka sudut terbagi menjadi 3
6. Membuat sudut 60derajat
-Buat garis OA mendatar
-Buat busur lingkaran berpusat di O dengan jari-jari R (Sembarang)
-Pindah jangka yang berjari-jari R dengan titik pusat B hingga berpotongan di C (B pada garis OA)
-Hubungkan OAC maka terbentuklah sudut 60derajat
7. Membuat sudut 30derajat
-Buat garis OA mendatar
-Buat busur lingkaran dengan jari-jari R berpusat di O sehingga bertemu di titik B
-Pindahkan titik pusatnya ke B
-Pindahkan lagi titik pusat B dan C
8. Membuat sudut 90derajat
-Buat garis AO & berpotongan ke kiri
-Buat busur lingkaran berpusat di O dengan jari-jari R1 sembarang sehingga berpotongan di B dan C
-Buat busur lingkaran berpusat di B & C dengan jari-jari R2 sembarang (R1 tidak sama R2) sehingga berpotongan di D
-Tarik garis OD maka terbentuklah sudut AOD
9. Membuat sudut 45derajat
-Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri
-Buat lingkaran berpusat di O dengan jari-jari R1 yang berpotongan di B & C
-Buat lingkaran berpusat di B & C
-Tarik garis dari O ke d hingga berpotongan dengan besar yang jari-jari R1 di E
-Buat busur lingkaran berpusat di B & E hingga berpotongan di F
-Tarik garis OD maka membentuk sudut 45derajat

Jumat, 23 September 2011

Motor Bakar Torak

A. Penggolongan Motor Bakar Torak.
Pada umumnya motor bakar torak digolongkan menurut.
1. Jumlah Silinder.
2. Susunan Silinder.
3. Letak Katup-katup.
4. Cara-cara Pendinginan.
5. Banyaknya Langkah Torak Tiap Siklus.
6. Jenis BBM yang dipakai.
7. Cara Pelayanan Bahan Bakar.

B. Aksi Gas Pada Torak.
Menurut Jumlah dan Silinder, Silinder-silinder motor dapat disusun dalam;
a. Silinder Sebaris.
b. Silinder Bersudut.
c. Silinder Berlawanan.
d. Silinder Radial.
e. Torak Berlawanan.
f. Sumbu Silinder tersusun pada posisi Segitiga Sama Sisi.

Motor-motor dengan Silinder Sebaris.
Pada umumnya jumlah silinder pada motor ini 2,3,4,6, dan 8. Semua silinder tersebut terletak dalam satu baris, artinya semua sumbu silinder berbaris ke belakang dengan satu bidang. letak sumbunya ada yang vertikal, horizonatal, atau miring.
Silinder Torak Berlawanan

Motor-motor dengan Silinder Bersudut.
Kesukaran dalam membuat rangka yang kaku dan ekor yang panjang (jadi motor-motor sebaris yang mempunyai lebih dari 6 silinder), menyebabkan munculnya motor-motor dengan silinder bersudut. Motor ini, sSemua silinder tersusun pada bidang yang saling mengapit sudut. Pada motor silinder V, Pada masing-masing pihak terdapat 1/2 jumlah silinder dengan susunan ini, Bangunan motor menjadi lebih pendek, jadi menghemat ruangan dan memperkecil bobot. selain itu poros engkolnya lebih kaku dan getarannya berkurang, karena tiap pena engkol pada motor silinder V di pegang oleh dua batang penggerak. ongkos pembuatannya juga menjadi lebih murah. Motor silinder bersudut biasanya mempunyai sudut sebesar 30derajat-120derajat dan yang lazim sebesar 40derajat-75derajat.
Silinder Torak Berlawanan
Silinder Torak Segaris

Motor-motor dengan Silinder Berlawanan.
Motor ini sesungguhnya termasuk dalam kelompok motor dengan silinder bersudut, dengan sudut apit 180derajat. Motor demikian ini dipakai pada tempat-tempat dimana ruangan mesin yang tersedia sempit, misalnya pada truk, lokomotif, dll. Sebagai contoh adalah mesin Volks Wagen yang mempunyai 4silinder, masing-masing kelompok mempunyai 2silinder, motor chevrolet convair mempunyai 6silinder, masing-masing kelompok mempunyai 3silinder.
Silinder Torak Bersudut
Silinder Torak Bersudut

Motor-motor dengan Silinder Radial
Motor ini disebut demikian mengingat bahwa silindernya disusun sedemikian rupa. Sehingga terletak dalam alat radial. Semua sumbu silindernya dapaat di letakkan pada satu bidang atau lebih. Setiap sumbu silinder membuat sudut yang sama. Dengan sumbbu yang berdekatan sehingga kelihatan teratur. Motor ini dapat dipasang pada ruang yang sempit, Jumlah silindernya selalu dibuat ganjil agar urutan arus usaha lebih teratur. Batang penggeraknya dipusatkan pada suatu pena engkol utama. Pena engkol utama ini bergerak mengitari pusat lingkaran serta membawa semua pena-pena batang penggerak lainnya. Konstruksi dan pemasangan pena engkol yang demikian ini merupakan kebakaran utama.
42 cylinder radial
42 cylinder radial9 cylinder radial
9 cylinder radial7 cylinder radial
7 cylinder radial5 cylinder radial
5 cylinder radial

...TO BE CONTINUED...

Selasa, 20 September 2011

Motor Pembakar dalam jenis Spark Ignition

Motor Pembakar dalam jenis Spark Ignition
Motor Otto, atau beau de roches merupakan mesin pengonversi energi tak langsung, yaitu dari energi bahan bakar menjadi energi panas kemudian baru menjadi energi mekanis. Bahan bakar standar motor bensin adalah isooktan (C2H18). Efisiensi pengonversian energinya berkisar 30% (n1 kurang lebih 30%). Hal ini karena 50% rugi panas, gesek/mekanis, dan pembakaran tak sempurna.
Sistem siklus kerja motor bensin dibedakan atas motor bensin dua langkah (two stroke), dan empat langkah (four stroke).

1. Motor Bensin Dua Langkah;
Motor bensin dua langkah adalah motor yang ada pada dua langkah torak/piston (satu putaran engkol) sempurna akan menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).
a. Langkah Kompresi
Yang dimulai dengan penutupan saluran masuk dan keluar, dan kemudian menekan isi silinder dan mengisap campuran bahan bakar udara bersih ke dalam rumah engkol. Bila piston mencapai titik mati atas, pembakaran dimulai.
b. Langkah Tenaga atau Ekspansi
Ketika piston bergerak mencapai titik tertentu sebelum titik mati bawah, pada awalnya saluran buang dan kemudian saluran masuk terbuka. sebagian besar gas yang terbakar keluar silinder dalam proses exhaust blowdown. Ketika saluran masuk terbuka, campuran bahan bakar dan udara bersih tertekan di dalam rumah engkol, mengalir kedalam silinder. Piston dan saluran-saluran umumnya dibentuk untuk membelokkan campuran yang masuk ke dalam saluran buang dan juga ditunjukkan untuk mendapatkan pembilasan gas residu secara efektif.
Setiap siklus mesin dengan satu langkah tenaga diselesaikan dalam satu kali putaran poros engkol. Namun, sulit untuk mengisi secara penuh volume langkah dengan campuran bersih, dan sebagian darinya mengalir langsung keluar silinder selama langkah bilas.
Gambar Motor Bensin dua langkah
Gambar Motor bensin dua langkah.JPG

Cara Kerja Motor Bensin dua langkah
Cara Kerja Motor Bensin dua langkah

2. Motor Bensin Empat Langkah;
Motor bensin empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).
a. Langkah Pemasukan/Hisap
Yang dimulai dengan piston pada titik mati atas dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah. untuk menaikkan massa yang terisap, katup masuk terbuka satu langkah ini dan menutup setelah langkah ini berhasil.
b. Langkah Kompressi
Ketika kedua katup tertutup dan campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder terkompresi ke bagian kecil dari volume awalnya. sesaat sebelum akhir langkah kompresi, pembakaran dimulai dari tekanan silinder nak lebih cepat.
c. Langkah Tenaga(Ekspansi)/Usaha
Yang dimulai saat piston pada titik mati atas dan berakhir sekitar 45derajat sebelum titik mati bawah. Gas bertekanan tinggi menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika piston mencapai titik mati bawah, katup buang terbuka untuk memulai proses pembuangan dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan pembuangan.
d. Langkah Pembuangan
Dimulai ketika piston mencapai titik mati bawah. ketika katup buang membuka, piston menyapu keluar sisa gas pembakaran hingga piston mencapai titik mati atas. Bila piston mencapai titik mati atas, katup masuk membuka, katup buang tertutup, dan siklus dimulai lagi.
Gambar Motor Bensin empat langkah
Motor bensin empat langkah

Cara Kerja Motor Bensin empat langkah
Cara Kerja Motor Bensin empat langkah
3. Bagian-bagian motor bensin empat langkah;
a. Silinder ; Tempat untuk berlangsungnya proses atau siklus dari motor.
b. Torak ; Untuk mengubah gerakan bolak-balik menjadi gerakan isap dan tekan, juga sebaliknya untuk mengubah pembakaran menjadi tenaga mekanik (gerak bolak-balik).
c. Cincin Torak ; Untuk mencegah kebocoran antara dinding silinder dengan torak.
d. Pena Torak ; Untuk menghubungkan torak dengan batang torak.
e. Pena Engkol ; Untuk menghubungkan poros engkol dengan batang torak.
f. Poros Engkol ; Untuk mengubah gerakan bolak-balik torak menjadi gerak putar pada sumbu utama motor.
g. Batang Torak ; Untuk meneruskan gaya dari torak ke poros engkol.
h. Saluran Masuk ; Saluran yang dihubungkan dengan karburator, tempat pencampuran antara udara dengan bahan bakar dan dapat masuk ke silinder dalam keadaan sudah tercampur.
i. Saluran Buang ; Saluran untuk mengeluarkan gas-gas buang yang dihubungkan dengan knalpot.
j. Katup Masuk ; Untuk mengatur pemasukan bensin dan udara ke dalam silinderyang digerakkan oleh poros nok dan ditutup oleh pegas katup.
k. Katup Buang ; Untuk mengatur pembuangan gas-gas bekas pembakaran yang di gerakkan oleh poros nok dan di tutup oleh pegas katup sebagaimana halnya pada katup masuk.
l. Busi ; Bagian dari pengapian, yaitu untuk memulainya pembakaran bahan bakar di dalam silinder dengan bunga api listrik yang meloncat dari elektrode ke tengah-tengah elektrode sisi.
m. Ruang Engkol ; Untuk oli pelumas dan ruang gerak sumbu engkol.
n. Karburator ; Untuk mencampur bahan bakar (Bensin) dengan udara supaya tercampur dengan halus(seperti kabut).
o. Sistem Pengapian ; Dapat membangkitkan bunga api listrik pada busi, untuk keperluan pembakaran bahan bakar di dalam silinder.
p. Poros Nok ; Untuk membuka katup-katup dan keluar yang di gerakkan oleh timing gear melalui sabuk gilir atau rantai keting.

4. Proses Teoritis Motor Bensin;
Proses teoritis motor bensin adalah proses yang bekerja berdasarkan siklus Otto di mana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan. Beberapa asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Kompressi berlangsung isentropis.
b. Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan waktu.
c. Ekspansi isentropis.
d. Pembuangan kalor pada volume konstan.
e. Fluida kerja adalah udara dengan sifat gas ideal dan selama proses panas jenis konstan.

Senin, 19 September 2011

Servis Kompoen

#KOMPONEN BERGERAK#
#KOMPONEN TIDAK BERGERAK#

Komponen Tidak Bergerak;
1. Karburator
2. Intake Manipol
3. Eks Manipol
4. Kepala Silinder
Komponen yang ada pada silinder adalah(Kelengkapan Mekanisme Katub);
=Push Rod(Stick)
=Dudukan Push Rod/Pelatuk
=Pegas Katub
=Rocker Arm
=Batang Katub
=Pengunci Pegas/Baji
=Poros Rocker Arm
=Baut Penyetel Katub
=Poros Nok/Cam
=Dudukan Poros Katub
5. Distributor
6. Pompa Oli
7. Pompa Bahan Bakar
8. Oli Filter
9. Torak & Kelengkapannya
10. Timing Chain
11. Pompa Air, dll

Fungsi Kampas Kopling adalah untuk memutus, atau menggerakkan putaran mesin menuju transmisi.

Kelengkapan Komponen Mesin;
1. Sistem Pelumasan
2. Sistem Pendinginan
3. Sistem Pengapian
4. Sistem Bahan Bakar
5. Sistem Kelistrikan
6. Sistem Pemasukan & Pembuangan

Sistem Pelumasan;
Fungsi; a. Sebagai oli film (membentuk lapisan) untuk mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam.
b. Oli mendinginkan bagian-bagian mesin.
c. Sebagai perapat antara torak dengan lubang silinder.
d. Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin.
e. Mencegah karat pada komponen-komponen mesin.

LAS Karbit Asetilin

Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapatmencairkan logam.

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin

Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)

Nyala Api Netral
nyala api netral
Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami surfacehardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning.

Nyala Api Oksigen Lebih
nyala api oksigen lebih
Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.Setelah dicapai nyalaapi netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api oksigenlebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.

Nyala Api Asitilen lebih
nyala api asetilen lebih
Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen. Nyala apimenampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.

a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2

Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin
Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mampu menahantekanan sampai 1,7 MPa.

Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar
Skema nyala las oksiasetilen dan sambungan gasnya

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan oksidasi

Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini
Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang diambil dari udara
b.Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan
pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up setantara 28MPa
e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yangdialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mulaadalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotongmenjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Jumat, 16 September 2011

Alat Ukur Mikrometer

Menjelaskan tentang pengertian dan bagian-bagian Mikrometer.

Alat Ukur Mikrometer
Bagian-bagian mikrometer;
1. Landasan
2. Rahang ukur
3. Poros Geser
4. Klem
5. Tabung ukur
6. Tabung Putar(Timble)
7. Skala Nonius
8. Skala ukuran
9. Ratset
10. Rangka atau Frame

Bentuk Mikrometer
Mikrometer dirancang dengan bentuk yang bermacam-macam, di sesuaikan dengan fungsinya. mikrometer luar mempunyai bentuk rangka menyerupai huruf C dengan rahang ukur yang dapat di geser atau di setel dan di lengkapi dengan skala ukuran, skala nonius tabung putar, dan ratset seperti terlihat pada gambar diatas.

Fungsi Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan berfungsi untuk mengukur celah dari suatu benda kerja. Benda kerja merupakan suatu produk hasil pekerjaan pemesinan, misalnya produk dari pekerjaa mesin bubut, mesin frais, mesin gerindra dan semacamnya.
Ketelitian dari mikrometer dapat mencapai angka 0,10mm s.d. 0,001mm. Mikrometer terbuat dari bahan yang terpilih dengan pengerjaan yang sangat teliti dan standar.

Cara Membaca Alat Ukur Mikrometer
Contoh Pembacaan;
1. Pada tabung ukur 17 mm
Pada tabung putar 0,92 mm
ukurannya adalah 17,92 mm
2. Pada tabung ukur 12 mm
Pada tabung putar 0,90 mm
ukurannya adalah 12,90 mm

Pembacaan Mikrometer

Kamis, 15 September 2011

PEMBONGKARAN, PERBAIKAN DAN PEMASANGAN BAN LUAR DAN BAN DALAM


PEMBONGKARAN, PERBAIKAN DAN  PEMASANGAN BAN LUAR DAN BAN DALAM  PEMBONGKARAN, PERBAIKAN DAN PEMASANGAN BAN LUAR DAN BAN DALAM









PERISTILAHAN / GLOSSARY

Aspek Rasio (Aspect Ratio) merupakan perbandingan antara tinggi
penampang ban dengan lebar penampang ban, dinyatakan dalam
satuan persen.
Ban Bias merupakan ban yang dibuat dengan lapisan benang/serat arah
miring membentuk sudut 30o – 40o terhadap garis tengah ban.
Ban Radial merupakan ban yang dibuat dengan lapisan serat tegak lurus
dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt (rigid
breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat
atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid.
Ban Tubeless merupakan ban yang dalam penggunaannya tidak
menggunakan ban dalam. Tekanan udara hanya ditahan oleh
lapisan dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara.
Bead Base adalah bagian bead yang datar, yang berada di antara bead
toe dan bead heel.
Bead Heel yaitu bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.
Bead Toe merupakan bagian bead sebelah dalam.
Bead Wire merupakan kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi
menjamin pemasangan ban ke pelek.
Bead untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya
yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh
kawat baja yang disebut kawat bead.
Belt (Rigid Breaker) adalah tipe breaker yang digunakan pada ban
radial-ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara
carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. x
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread
yang memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam
kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass dan
biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply.
C.B.U merupakan jenis kerusakan ban berupa terputusnya ply-cord pada
sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Camber adalah kemiringan roda/ ban terhadap garis/ sumbu vertikal jika
dilihat dari depan kendaraan.
Carcass (Cassing) merupakan rangka ban, terdiri dari ply ( layer) dari
tire cord (lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat) yang
direkatkan menjadi satu dengan karet.
Chafer adalah lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah
kerusakan karena gesekan dengan pelek.
Flipper adalah pembungkus bead wire yang memiliki bentuk sedemikian
rupa sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead (Memakai
karet pengisi bead yang berbentuk segitiga).
Front Wheel Alignment yaitu Penyetelan kedudukan ( alignment) roda
depan dapat memperbaiki stabilitas dan pengendalian kendaraan
serta menghindari keausan ban yang tidak rata.
Hydroplanning merupakan peristiwa yang terjadi pada saat ban
melewati genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban
dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram
ban (road holding).
PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai
untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan
serat katun yang ditentukan oleh JIS.

Menurut macamnya BAN terbagi menjadi 3 macam, yaitu.
a). Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki
tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik
sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun
ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak
sebaik ban radial.
b). Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah
lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk
terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja.
Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan
keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada
jalan tidak rata.
c). Ban Tubeless
Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung
didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi
dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara
serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan
cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya
cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena
paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner
mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah
kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena
udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim,
transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan
dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi
lebih ringan.

Ban mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menahan seluruh berat kendaraan.
b) Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok.
c) Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.

KONSTRUKSI BAN
Gambar berikut menunjukkan konstruksi dasar ban.
Konstruksi Dasar Ban

a) Carcass (Cassing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau truck biasanya dibuat dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari polyester atau nylon.
b) Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada
permukaan tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya ke permukaan jalan.
c) Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.
d) Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta truck
ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan polyester.
e) Belt (Rigid Breaker)
Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari kawat baja.
f) Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet keras yang disebut Chafer strip. Konstruksi bead secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Konstruksi BEAD
Flipper : Pembungkus bead wire yang memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead (Memakai karet pengisi bead yang berbentuk segitiga).
Bead Toe : Bagian bead sebelah dalam.
Bead Heel : Bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.
Bead Base : Bagian bead yang datar, yang berada di antara bead toe dan bead heel.
Chafer : Lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah kerusakan karena gesekan dengan pelek.
Bead Wire : Kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi menjamin pemasangan ban
ke pelek.

Klasifikasi ban menurut cara penyusunan ply-cord
Ban Bias ;Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30o – 40o
terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
Ban Radial ;Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt (rigid breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid.
Ban Bias dan Ban Radial

KODE UKURAN BAN

Pada sidewall biasanya terdapat kode yang menunjukkan lebar ban, diameter dalam (diameter pelek), dan ply rating. Untuk ban kecepatan tinggi terdapat kode tambahan misalnya H, S, dan seterusnya, dan pada ban radial terdapat Huruf R. diantaranya ada pula yang mencantumkan aspect ratio.
Posisi Pengukuran BAN
Pengodean BAN dan cara Membacanya

Keterangan :
(1) Lebar ban dalam Inchi (Ban Bias) atau milimeter (Ban Radial)
(2) Kecepatan maksimum yang diizinkan
(3) Diameter pelek dalam inchi
(4) Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan Ply Rating
(5) Aspect ratio (tinggi/lebar ban) dalam persen
(6) Ban Radial
(7) Kapasitas mengangkut beban (Load Index)

Simbol Kecepatan dan indeks Beban


PENTING !
Ban tubeless tidak berarti tahan terhadap tusukan, tetapi hanya kebocoran udaranya saja
yang lambat dibandingkan dengan ban biasa. Mengendarai dengan ban tubeless yang masih
ada pakunya sangat berbahaya, terutama pada kecepatan tinggi, paku akan terlempar keluar, suhu akan meningkat (disebabkan adanya gesekan yang kempes), menyebabkan ban akan rusak sebelum ditambal.


Selasa, 26 Juli 2011

Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

*Tujuan Pembelajaran*
Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengelasan.

*Meliputi*
1. Tempat Kerja
2. Pelindung Tubuh
3. Macam bahaya dan pengaruh
4. Pengaruh strom listrik

1. Tempat Kerja = Tirai Penutup
= Kursi Meja
= Meja Las
= Tempat Elektroda
= Penghisap Udara
= Klem Las
2. Pelindung Tubuh = Pakaian Kerja Las
= Kaca Las
= Masker (Topeng)
= Apron
= Sarung Tangan
= Pelindung Kaki
= Sepatu Kerja
3. Bahaya dari Pengaruh Lingkungan Listrik.
-Kemungkinan Kesalahan:
a. Kerusakan sambungan jaringan (mis, steker retak, kabel rusak)
b. Kerusakan dari mesin Las (knop jatuh / rusak atau tak tertutup)
c. Kerusakan kabel Las
d. Kerusakan pemegang elektroda / brabder Las
e. Elektroda, Kawat Las
f. Klem benda kerja
g. Kerusakan kabel masa
-Usaha** Untuk Mengatasi
a & b = Perbaikan pada jaringan kabel yang rusak atau sambungan kabel.
c & g = Perawatan sederhana oleh juru Las yang ditunjuk.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK, LISTRIK HARUS DIMATIKAN.
TEGANGAN LISTRIK HARUS DALAM KEADAAN. FREE,,

-Bahaya dari Strom Listrik:
Penyebab: Aliran STROM LISTRIK melalui tubuh manusia.
Jalannya aliran strom pada tubuh manusia.
*Aliran Strom Langsung
*Aliran Strom tak Langsung
-Titik** Singgung aliran strom pengelasan sebagai berikut:
a. Pada klem dari pemegang elektroda.
b. Elektroda yang terjepit.
c. Nozzle bagian depan dan kawat pada kabel Las.
d. Bagian yang tak terisolasi & tempat pada kabel Las.
-Pengaruh:
Bila aliran strom Listrik memasuki tubuh manusia akan terjadi sebagai berikut:
1. Kram Otot.
2. Gangguan Ritmis Jantung.
3. Serangan Jantung atau keadaan yang dapat mengarah pada kematian.
-Usaha** Mengatasi:
1. Tegangan kosong mesin yang diijinkan
2. Gunakan sarung tangan
3. Gunakan peralatan pelindung tubuh
4. Gunakan sepatu/alas dari karet pelindung yang baik
-Peningkatan Keadaan Bahaya Listrik:
Penyebab:
1. Persinggungan antara Aliran Strom dengan bagian tubuh yang tidak terlindungi (misal: jongkok, duduk, terlentang, dll).
2. Jarak antara bagian konstruksi dengan listrik lebih kecil dari 2 meter (singgungan yang kebetulan).
3. Basah lembab atau tempat lerja yang panas akan meningkatkan bahaya SENGATAN LISTRIK.
-Usaha** untuk Mengatasi
1. Gunakan Mesin Las dengan tanda / Kode sebagai Berikut:
Tanda Mesin Las
2. Gunakan Isolator (misal: Karet Pelindung).
3. Mesin Las jangan ditaruh di ruangan yang sempit.
4. Perlindungan Tubuh.
-Bahaya Sinar yang Tampak:
1. Ultra violet (Mata Keruh, Kulit Terbakar)
2. Inframerah (Kebutaan)
3. Sinar Panas (Silau, Kulit Terbakar)

Senin, 25 Juli 2011

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda

*DESCRIPSI*
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu:
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda. Modul ini dapat digunakan untuk
peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif.
Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan
menyetel roda
. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan
belajar :
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda
*PERISTILAHAN / GLOSSARY*
1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk
menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat
katun yang ditentukan oleh JIS.
2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan
udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.
3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.
4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.
5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya.
6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan
carcass dengan kuat.
7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi
oleh kawat baja yang disebut kawat bead.

*DESKRIPSI*
Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas
tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat
melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan
aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
(a) mengidentifikasi konstruksi jenis roda,
(b) melepas roda-roda,
(c) pemeriksaan roda,
(d) memasang roda.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar:
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.

*PRASYARAT*
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul.

*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL*
1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

*TUJUAN AKHIR*
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik.
2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.
3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik.
4. Memahami cara memasang roda dengan baik.

*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2. Melepas roda-roda.
3. Pemeriksaan roda.
4. Memasang roda.

*KEGIATAN BELAJAR*
1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya.
4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya.

b. Uraian Materi 1

*PELEK DAN BAN*
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.
Pelek dan Ban

1). PELEK RODA (DISC WHEEL)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
Penampang Pelek Roda

a). TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan
ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros ( axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
Tipe Pelek Roda
*PELEK BAJA PRESS*
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim
yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
*PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG*
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari
bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium.
Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek
aluminium adalah
? Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium,
bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk
rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda
dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah
memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight
khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik
atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.
Kode Spesifikasi Pelek
Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim

c). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat
bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam
mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
? Divide Type Rim
Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin
pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan
sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada
kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa
yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
? Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk
kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri
dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.
Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran
diantara ban dan pelek.
Center Rim

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah
digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam
mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,
memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar).
Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan
truk kecil.
? Semi Drop Center Rim
Semi Drop Rim
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban
truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung
memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih
baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa.
Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang
diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci
(Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian
yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
? Flat Base Rim
Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk
dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena
itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek
jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan
bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini
pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak
direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan
Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan
merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat
Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun
ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%.
Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan
dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 %
dari lebar ban).
d). Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
Bentuk Dasar Pelek